Rabu, 23 Oktober 2013

Memori Surat Kado Ulang Tahun untuk Ratu Nur Faradhiba

Ratu Nur Faradhiba...
Selamat bertambah usia, selamat berkurang jatah masa hidupnya
Kau kini bukan gadis 17 tahun lagi
18 adalah pintu gerbang menuju kedewasaan
Sebagai sahabat aku berharap kau kini benar-benar menjadi pribadi yang dewasa dan mandiri
Sebab aku tak bisa selamanya ada di sampingmu untuk mendewasakanmu

Ratu Nur Faradhiba...
Hari ini kutitipkan sebuah hadiah untukmu
Hadiah yang tak mahal, tak juga istimewa
Biasa saja.
Tapi aku berpikir berminggu-minggu tentang hadiah ini
Aku ingin memberikanmu sebuah hadiah yang bisa menggantikan posisiku di sampingmu
Aku ingin kau tak benar-benar merasa kehilangan sosokku setelah kita mengejar kesuksesan nanti

Ratu Nur Faradhiba...
Aku memilih hadiah ini karena aku tahu benar kau selalu mencurahkan semua isi hatimu padaku
Dulu, kau bisa langsung mengatakannya karena setiap hari aku duduk di sampingmu
Tapi dengan adanya jarak di antara kita
kau pasti akan sangat kesulitan

Ratu Nur Faradhiba...
Hadiah ini kumaksudkan agar kau bisa mencurahkan segala isi hatimu tanpa harus menunggu bertemu denganku
Anggaplah hadiah ini adalah aku, dan tulislah semua yang ingin kau curahkan padaku
Jangan pernah simpan kegundahanmu dalam hati
Lampiaskanlah agar kau tak tersiksa

Ratu Nur Faradhiba...
Jangan pernah merasa aku meninggalkanmu
atau merasa bahwa kita benar-benar telah terpisah
Bersiaplah ! ujian akan semakin berat ke depan
Dan untuk bisa melewatinya kau harus jadi lebih kuat
Bahkan lebih kuat dari besi
Sehingga ketika kau ditempa dan dipanaskan sekalipun kau tidak akan luluh
Kau tetap kuat dan berdiri tegak

Ratu Nur Faradhiba...
Kalau kau merasa masalahmu terlalu berat
Sampai-sampai kau kesulitan untuk berdiri di atas kakimu sendiri,
Carilah aku !
Yakinlah kita akan saling menguatkan dan menyemangati

Karena aku sahabatmu
Masih sahabatmu
Dan akan selalu jadi sahabatmu

Selamat Ulang Tahun Ratu Nur Faradhiba...
03 Juni 2013

S-A-K-I-N-A-H

Sadarku kini mengawang di atas langit khayalan
Ada hasrat yang menyibak sekat keangkuhan
Kau ada di balik sekat itu
Ingin kau rangkul aku tapi terbatas angkuhku
Nyanyiannya hati ini selalu tentang namamu
Ah, cinta.. Mengapa harus beradu dengan kesombongan ?
Hati kini tak lagi jadi penentu kasih abadi

Kau Akan Tiba pada Saatnya

Ada yang meringkuk dalam rindu
Ada yang menari dalam rebahan cinta
Ada yang pasrah dalam penantian
Ada yang teguh dalam kesabaran
Aku...
Meremah sisa-sisa kekuatan yang ada
Menadah tangan, menadah tolong
Menancapkan keyakinan hingga ke dasar hati
Siapapun,
Kau akan tiba pada saatnya